Senin, 21 Maret 2011

BERSYUKURLAH



Kehidupan bergulir begitu cepatnya, terkadang kesibukan dan rutinitas kita sehari-hari membuat kita tak sadar akan jatah umur yang Allah berikan. Cepat atau lambat ajal pasti akan menjemput kita, khusnul khatimahkah? Atau malah sebaliknya? Na’udzubillah.

Saat manusia terlahir dari perut ibunya, mereka sama sekali tidak mengetahui sesuatu apapun, belum bisa mengucapkan kalimat, belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, belum bisa mencerna setiap apa yang terjadi dalam kehidupan. Dalam Al Qur’an dikatakan :

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl: 78)

Fasilitas yang Allah berikan kepada kita, berupa pendengaran, penglihatan, dan hati, sebagai alat untuk mengetahui setiap kalam-Nya yang tersirat dan yang tersurat, sudahkah kita optimalkan dalam penggunaanya? Banyak manusia yang terlahir didunia ini dalam keadaan cacat fisik (buta, tuli dan banyak lagi) akan tetapi mereka mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka bukanlah umat yang terbelakang. Saya pernah menonton acara kickandy, saat itu tamunya adalah seorang tuna netra, bernama Ramaditya. Dalam kekurangannya dia mampu melihat dunia dengan hatinya, bahkan saat ini sudah menerbitkan sebuah buku. Tentunya masih banyak lagi yang serupa dengannya, dalam keterbatasan secara fisik, bukan malah menjadikannya minder dan tidak produktif, akan tetapi mereka justru bangga dengan setiap anugerah yang telah Allah berikan.

Sekarang kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, kita bisa tau segala sesuatu dengan sangat cepat, kita tak buta warna, kita dapat mendengar, melihat setiap kejadian dibelahan bumi. Lalu, sudahkah kita bersyukur? Bentuk rasa syukur kita terhadap setiap pemberian-Nya adalah, menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya untuk bekal ibadah kepada Allah. Hingga saat hari pertanggungjawaban itu tiba, kita mampu untuk membuktikan bahwa kita adalah hamba-Nya yang setia.

Ilmunya Allah begitu luas, hingga ajal menjemput-pun kita tak akan mampu mempelajarinya. Belajar bukan saja dibangku sekolah ataupun kuliah, dimanapun dan kapanpun kegiatan belajar terus berjalan. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(QS. Al Kahfi: 109).

Kita sebagai hamba Tuhan yang telah dibekali dengan berbagai fasilitas tentunya mau untuk mensyukuri setiap pemberian-Nya. Menggunakan fasilitas tersebut untuk mempelajari ilmu pengetahuan (saya tidak membedakan antara ilmu agama dan ilmu umum, semua adalah sama) bahwa setiap pengetahuan datangnya dari Allah, dan mempelajarinya adalah wajib sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap anugerah-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar